50 Anggota Geng Kriminal Abu Shabab Antek Israel di Gaza Disikat Brigade Al-Qassam

Redaksi
Selasa, Juni 17, 2025 | Selasa, Juni 17, 2025 WIB Last Updated 2025-06-17T09:43:33Z
Gaza City,detiksatu.com – Sayap militer gerakan Islam Hamas, Brigade al-Qassam, dilaporkan telah membunuh 50 anggota geng kriminal pimpinan Yasser Abu Shabab yang menjadi antek rezim Zionis Israel.

Geng kriminal yang dipersenjatai Zionis Israel itu telah menjadi target serangan Hamas dan kelompok pejuang Palestina lainnya.

Geng kriminal Abu Shabab selama ini beroperasi di bawah perlindungan tentara Israel di wilayah timur Rafah, Gaza selatan.

Sumber keamanan Gaza mengkonfirmasi bahwa para pejuang perlawanan Palestina terlibat dalam konfrontasi larut malam pada hari Selasa dengan anggota geng Abu Shabab. Pertempuran meningkat hingga pesawat nirawak Israel dikerahkan untuk menyelamatkan para pemimpin geng.

Mengutip laporan Palestine Chronicle, Kamis (12/6/2025), setidaknya 50 anggota geng kriminal itu telah dibunuh oleh pasukan Brigade al-Qassam.

Sumber keamanan Palestina mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa Abu Shabab dan wakilnya, Ghassan Al-Dahini, memiliki catatan kriminal yang panjang.

Geng tersebut dilaporkan direkrut dan dipersenjatai oleh pasukan pendudukan Israel pada akhir 2024, dan memperoleh tempat berlindung yang aman di wilayah yang dikuasai Israel di tenggara Rafah.

Kelompok bersenjata tersebut bercokol di dekat persimpangan Kerem Shalom, titik masuk utama bantuan kemanusiaan ke Gaza. Dari lokasi yang strategis ini, geng tersebut dilaporkan mencegat konvoi kemanusiaan, menjual kembali barang curian kepada warga sipil, dan menggunakan hasil penjualannya untuk memperluas jaringan rekrutannya.

sumber yang sama, tentara Israel secara langsung mengawasi persenjataan dan rehabilitasi Abu Shabab, yang menyebut dirinya sebagai pemimpin dari apa yang disebut “Pasukan Populer”. Dia sekarang memimpin kelompok yang memblokir konvoi bantuan dan menyerang warga sipil di dekat persimpangan Karam Abu Salem (Kerem Shalom).

Abu Shabab telah menjalani hukuman 25 tahun penjara sejak 2015 atas tuduhan terkait perdagangan dan distribusi narkoba. Dia melarikan diri dari penjara Khan Younis pada hari-hari awal serangan Israel ke Gaza pada Oktober 2023, selama gelombang pengeboman.

Segera setelah itu, dia menjalin kembali kontak dengan intelijen Israel dan mulai mengatur jaringan bersenjata saat ini dari markasnya di Rafah, tempat kelahirannya.

Surat kabar Israel Maariv melaporkan, Shin Bet (dinas keamanan internal Israel) berada di balik pembentukan geng Abu Shabab. Mengutip sumber intelijen senior Zionis, surat kabar tersebut melaporkan bahwa kepala Shin Bet Ronen Bar mengusulkan inisiatif tersebut kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai bagian dari program percontohan untuk menetapkan aturan alternatif bagi Hamas di wilayah terbatas Gaza.
Rencana Israel tersebut dilaporkan melibatkan distribusi senjata yang terkendali kepada anggota geng, sebagian besar individu dengan latar belakang kriminal yang direkrut untuk bertindak sebagai tentara bayaran.

Namun, lembaga keamanan Israel dikatakan tidak memiliki ilusi tentang kelangsungan hidup kelompok tersebut sebagai otoritas alternatif yang sejati di Gaza.

Profil dan Catatan Kriminal Geng Abu Shabab

Wakil pemimpin geng, Ghassan Al-Dahini, lahir di Rafah pada tahun 1987, telah muncul sebagai ahli strategi utama kelompok tersebut, menurut laporan Al-Jazeera.

Sebelumnya, dia berafiliasi dengan Tentara Islam yang sekarang sudah tidak ada lagi, di mana dia memainkan peran penting dalam mengelola rute penyelundupan dan berhubungan dengan kelompok militan di Sinai, sebelum dikeluarkan karena pelanggaran etika.

Al-Dahini ditangkap dua kali oleh dinas keamanan Gaza, pada tahun 2020 dan 2022, atas berbagai tuduhan kriminal. Saudaranya, Walid, meninggal karena bunuh diri di penjara Gaza pada tahun 2018 saat ditahan atas tuduhan narkoba.

Anggota terkenal lainnya, Issam al-Nabahin dari kamp pengungsi Nuseirat, dijatuhi hukuman mati setelah membunuh seorang polisi Palestina selama upaya penangkapan. Dia melarikan diri dari penjara saat perang pecah dan sejak itu bergabung dengan pasukan Abu Shabab. Catatan kriminalnya mencakup pelanggaran etika dan keuangan yang serius.

Bentrokan antara geng Abu Shabab dan pasukan keamanan Gaza kembali terjadi pada Selasa malam. Serangan pesawat nirawak Israel menargetkan para pejuang perlawanan Palestina selama konfrontasi, menewaskan empat orang.

Militer Israel telah berulang kali melakukan intervensi untuk melindungi geng tersebut selama bentrokan, sebuah pola yang menggarisbawahi peran mereka dalam strategi Israel yang lebih luas untuk mendorong ketidakstabilan di Jalur Gaza.

Meskipun geng tersebut mengeklaim berafiliasi dengan apa yang disebutnya “legitimasi Palestina”, Mayor Jenderal Anwar Rajab, juru bicara pasukan keamanan Otoritas Palestina, membantah adanya hubungan apa pun.

“Badan keamanan kami tidak bekerja sama dengan kelompok yang beroperasi dengan nama perorangan,” katanya.

Seorang sumber senior dalam aparat keamanan perlawanan Gaza mengonfirmasi bahwa Abu Shabab dan rekan-rekannya sedang dilacak. Intelijen dan operasi lapangan telah ditingkatkan untuk menangkap atau melenyapkan geng tersebut.

Strategi ini diperjelas dalam sebuah video yang dirilis oleh Brigade al-Qassam pada akhir Mei, yang menunjukkan penyergapan yang menargetkan anggota geng tersebut di Rafah timur.

Tim Redaksi 
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • 50 Anggota Geng Kriminal Abu Shabab Antek Israel di Gaza Disikat Brigade Al-Qassam

Trending Now