Iklan

YKKMP Tegas Jangan Ada Yang Bersumpah Darah Di Daerah Tangma, Berharap Kedua Kelompok Melindungi Rakyat Sipil

Redaksi
Senin, Mei 26, 2025 | Senin, Mei 26, 2025 WIB Last Updated 2025-05-26T06:59:08Z
Wamena,detiksatu.com ||  Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) kordinasi bersama Badan Pengurus Klasis Tangma dalam rangka memberikan pencerahan sekaligus sosialisasi kondisi keamanan dan perlindungan terhadap warga sipil di daerah yang berpotensi konflik bersenjata  Antara TNI/POLRI vs TPNPB OPM yang dilakukan  distrik kurima kabupaten Yahukimo dampaknya bergeser di daerah Tangma. 


Gereja Kemah Injil Kingmi di Tanah Papua kordinator Yahukimo Klasis Tangma bersama YKKMP hadir di Tangma untuk memberikan pandangan umum tentang perlindungan warga sipil,  situasi  di wilayah tangma. Tangma  25/05/2025

Usai Ibadah Gabung 13 Jemaat Klasis Tangma yang dihadiri oleh 482 orang,  Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua melakukan sosialisasi, kepada semua umat yang hadir untuk menjaga Keamanan warga sipil.

Direktur Eksekutif YKKMP juga sebagai pembela Ham Papua, Theo Hesegem menyampaikan bahwa: "Status Masyarakat Tangma tidak boleh menjadi pengungsi seperti yang telah terjadi di Kabupaten Nduga, Intan Jaya, Puncak, Pegunungan Bintang dan lainnya". ujar Theo 


Dalam kesempatan tersebut Theo Juga menyampaikan hal-hal teknis terkait keamanan warga sipil disana. Mereka bebas beraktifitas tanpa mereka diganggu dari kedua bela pihak yang berkonflik , Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB OPM dan TNI/POLRI, ungkapnya masyarakat wajib dilindungi oleh kedua bela pihak, dalam setiap aktifitas sehari-harinya.


Pembela HAM terkemuka pegunungan Tengah Theo Hesegem, yang berkecimpung  dunia  Hak  Asasi Manusia, menyampaikan di Tangma tempat kelahiran saya, saya tidak menginginkan terjadi pertumpahan darah di Klasis ini, Hesegem tegas menyampaikan dalam pertemuan pada hari minggu 25 Mei 2025, bahwa Aparat TNI/POLRI dan TPNPB silakan perang, karena kalian berhadapan senjata. 


Disini saya pertegas kembali lagi bahwa TNI/POLRI dan TPNPB wajib melindungi masyarakat daerah Konflik bersenjata, Karena hukum humaniter internasional (HHI) memberikan perlindungan terhadap masyarakat sipil dalam konflik bersenjata dengan berbagai prinsip, termasuk larangan menyerang, prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan prinsip menghindari penderitaan yang tidak perlu. Tujuan HHI adalah untuk memanusiakan perang dan membatasi kekerasan, sehingga masyarakat sipil tidak menjadi sasaran, dan hak asasi mereka di lindungi. Ujarnya 



Pelarangan hukum Humaniter  Internasional tersebut meliputi pengunaan kekuatan militer berlebihan terhadap warga masyarakat sipil serangan terhadap infrastruktur sipil, dan pengepungan yang menyebabkan penderitaan manusia tidak proposional.


Tindakan tersebut dapat dianggap sebagai kejahatan perang karena melanggar nilai-nilai universal yang penting, bahkan tanpa membahayakan orang atau objek secara langsung, tindakan tersebut meliputi, misalnya Penyiksaan mayat dan perekrutan anak-anak di bawah umur 15 Tahun kedalam angkatan bersenjata. 

Karena itu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB OPM dan TNI/POLRI wajib melindungi warga sipil yang tidak memiliki senjata,  saya tidak mau terjadi pertumpahan darah di distrik Tangma dan Distrik Kurima. 

Hesegem juga mempertegas bahwa, setiap kendaraan jurusan Wamena Tangma, kaca-kaca mobil di buka dan jumlah penumpang di batasi, sehingga masyarakat sipil tidak menjadi sasaran tempat bertanya bagi aparat TNI polri dan TPNPB. 


Theo juga menyampaikan kepada  Para Hamba Tuhan dan intelektual,  agar berperan aktif mendampingi jemaat klasis Tangma yang terdiri dari 13 jemaat, saat terjadi konflik bersenjata. "Karena Konflik sudah ada depan mata maka tidak boleh ada masalah antar keluarga atau suku disini (Tangma). Kita fokus bersiap ketika ada konflik bersenjata disini". Ucap Theo.

Pembela yang berkecimpung dunia ham itu menyampaikan pertemuan kita hari ini, adalah pertemuan resmi, saya sudah  menyurat kepada pangdam dan Kapolda tembusannya disampaikan juga kepada Presiden Republik Indonesia, Panglima TNI, KAPOLRI, DPR RI, DPD RI, dan Komnas ham RI, Gubernur, dan Bupati-bupati. sehingga pertemuan ini tidak main-main. Untuk itu saya mau sampaikan bahwa, di gedung sekolah, gereja, puskesmas, tempat-tempat umum tidak boleh di jadikan sebagai pos Militer atau pos TPNPB, saya pertegas karena beberapa daerah konflik bersenjata sedang terjadi dan sasaran utama. 


Pdt. Kones Kogeya, Ketua Klasis Mugi, Koordinator Nduga yang merupakan salah satu pengungsi di Wamena menyampaikan bahwa: "Cukup kami yang korban, jangan Tangma lagi menjadi korban. Saya sudah delapan tahun di pengungsian, saya sebagai seorang pendeta namun tidak memiliki Gedung gereja atau jemaat tetap. Saya tidak menerima Persembahan atau Perpuluhan dari jemaat. Karena umat saya semua mengungsi kemana-mana di tanah Papua".


Kepala Suku Ohena Elopere dari Tangma mengajak masyarakat Tangma agar hidup berdamai dengan diri sendiri, dengan keluar dan dengan seluruh masyarakat disana. Ia mengatakan:

 "Ketika ada konflik atau serangan, saya akan tetap bertahan di sini. Dan kita semua harus disini, Karena Tangma Adalah pemberian Tuhan kepada orang Tangma. Orang Tangma tidak bisa mengungsi kemana-mana, kita bertahan disini demi daerah kami".


Ketua Klasis Pdt. Tangma Yenius Hesegem, S.Th berharap agar; "tidak ada pertumpahan darah di Tangma. Dan warga sipil harus dilindungi dari kedua bela pihak yang bertikai. Baik itu TPNPB OPM maupun TNI dan Polri". Masyarakat beraktifitas dengan bebas.

Direktur YKKMP Theo Hesegem, yang memiliki kartu human Rights Defender itu  menambahkan: "Pertemuan lanjutan akan kami lakukan di distrik Kurima Kabupaten Yahukimo pada hari Senin, 26 Mei 2025 dengan agenda yang sama".tutup (Theo)





Reporter : Inggi kogoya
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • YKKMP Tegas Jangan Ada Yang Bersumpah Darah Di Daerah Tangma, Berharap Kedua Kelompok Melindungi Rakyat Sipil

Trending Now

Iklan